Integritas, Inovasi serta Kolaborasi antara Pendidikan Vokasi dan Industri Bagi Pebangunan Ibu Pertiwi

Penulis-Pandhu Rochman Suosa, S.T.P., M.Sc sebagai Dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Poltanesa) email pandhurochmansuosa@gmail.com. -IST-
AspirasiNews.id, Samarinda- Tantangan perubahan iklim, pertumbuhan jumlah penduduk yang dinamis, kondisi geopolitik dan geokonomi. Potensi Kerusakan lingkungan akibat kesenjangan sosial. Distrupsi teknologi di bidang pertanian, membuat dinamika dan problematika dalam rantai pasokan. Hingga sub sistem produksi bidang pangan, dan pertanian. Kondisi ini menuntut petani, selaku pelaku usaha harus selalu adaptif dalam teknologi. Yakni untuk terus berinovasi, mulai hulu hingga hilir. Agar sumber daya manusia (SDM) unggul, dan bisa terus memiliki daya saing dalam sektor ini.

Sebagai upaya mengatasi problematika tersebut, Perguruan Tinggi (PT) Vokasi, sebagai lembaga pendidikan. Dituntut menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, antara dunia indusri dan tenaga kerja terampil. Agar perguruan tingi mampu meluluskan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing. Serta sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh industri dan kondisi faktual.
Satu diantara persiapan yang dilakukan yakni, melalui pendekatan pembelajaran berbasis industri yang sebenarnya. Atau biasa disebut Teaching Factory. Hal ini dilakukan, agar terjadi integrasi yang nyata antara pendidikan. Inovasi dengan melibatkan peran dari semua pihak. Baik industri, perguruan tinggi dan peran serta masyarakat. Dalam pembentukan sumber daya manusia unggul, yang siap menghadapi tantangan. Dengan mengedapnkan karakter Integritas, Inovasi dan Kolaborasi.
Integritas adalah hal utama yang harus dimiliki oleh lulusan pendidikan tinggi, khususnya vokasi. Dimana sikap mental kedisplinan, tanggung jawab, jujur dan berkomitmen menjadi ciri yang harus dimiliki alumni lulusan vokasi. Integritas menjadi pilar penting, dalam membangun sinregitas dengan pihak lain. Integritas yang baik, akan menghasilkan kepercayaan yang merupakan modal sosial utama. Agar masyarakat , industri dan pihak lain bisa yakin, dan percaya. Bahwa pendidikan vokasi memberikan solusi dan berkontribusi positif, bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat serta industri. Kepercayaan yang diberikan oleh berbagai pihak ini, akan terus dijawab dengan riset dan ide-ide inovatif dari pendidikan tinggi vokasi. Untuk memberikan karya yang bermanfaat.
Hal kedua ialah inovasi. Dimana kombinasi ketrampilan, ide dan gagasan dari pengalaman. Untuk menghasilkan nilai tambah baru, dari hal yang sebelumnya. Dalam realita yang ada, pendidikan vokasi, terutama yang ada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) atau Kaltimtara selalu berkontribusi aktif. Terutama dalam kegiatan tridharma pendidikan. Mulai dari pengajaran, pengabdian kepada masyarakat hingga penelitian. Hal terbaru yang dilakukan, dan menjadi tantangan saat ini adalah. Bertani di lahan bekas tambang batu bara, dimana perlu kajian dan strategi khusus. Agar inovasi ini bisa terus diterapkan, dan menjawab permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
Hal ketiga adalah kolaborasi. Dimana perguruan tinggi membutuhkan banyak kerjasama, dan masukan. Untuk pembangunan multi aspek disiplin, guna mencetak mutu lulusan yang bedaya saing. Mutu lulusan didasarkan dari daya serap tenaga kerja lulusan, yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Terutama bisa menang dalam kompetisi di pasar tenaga kerja. Hal ini selaras dengan visi-misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan oleh perguruan tinggi vokasi. Yakni untuk menghasilkan lulusan yang siap menjadi agent of change atau agen perubahan.
Model kolaborasi yang terintegrasi, tidak hanya bermanfaat bagi perguruan tinggi. Namun harus bisa dirasakan oleh semua pihak. Dimana dalam semua pihak, baik dari pemerintah serta industri dan masyarakat. Para pihak ini sangat membutuhkan lulusan dari perguruan tinggi. Untuk menjadi wirausaha, peneliti dan menjadi tokoh perubahan di tengah masyarakat. Integritas, Inovasi serta kolaborasi akan menghasilkan daya cipta kreatifitas. Yakni akan menjadi ciri utama bagi SDM vokasi di era digital yang sangat Volatile.(***)
-OPINI PUBLIK-
Penulis-Pandhu Rochman Suosa, S.T.P., M.Sc
Alumni UGM
Dosen Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Poltanesa)
Email- pandhurochmansuosa@gmail.com