15/10/2025

170 Kader Posyandu 3 Desa di Kukar Diajak PAMA ABKL Perangi Stunting, dengan Workshop Kompetensi

0
170 Kader Posyandu 3 Desa di Kukar Diajak PAMA ABKL Perangi Stunting, dengan Workshop Kompetensi

170 Kader Posyandu 3 Desa di Kukar Diajak PAMA ABKL Perangi Stunting, dengan Workshop Kompetensi. Pelatihan dilakukan di Desa Loa Duri Ilir, Desa Loa Duri Ulu dan Desa Bakungan.

Loading

AspirasiNews.id, Loa Janan- Sumber daya manusia (SDM) kader posyandu di Desa Loa Duri, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus dioptimalkan pengetahuan dan ketrampilannya. Aksi tersebut, agar para kader Posyandu itu lebih cakap, terutama dalam memerangi angka gizi buruk dan kasus stunting di wilayahnya.

Guna menyukseskan program aksi sosial itu, PT Pamapersada Nusantara Site ABKL (PAMA ABKL) ikut ambil bagian. Karena wilayah Desa Loa Duri ini, masuk dalam kategori desa binaannya. Tampak PAMA ABKL bekerja sama dengan Puskesmas Loa Duri dan Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kukar. Yakni menggelar pelatihan Workshop 25 Kompetensi Kader Posyandu, selama 5 hari penuh. Dimulai pada tanggal 20 hingga 26 September 2025, di Gedung Balai Desa Loa Duri Ilir, Desa Loa Duri Ulu dan Desa Bakungan.

Bankaltimtara Dari Impian Jadi Kenyataan
Bankaltimtara Dari Impian Jadi Kenyataan

“Agenda acara pelatihan bagi kader Posyandu Desa Loa Duri Ilir ini merupakan komitmen CSR PAMA ABKL. kali ini dalam bidang kesehatan, guna mendukung program pemerintah. Yakni untuk menekan angka stunting dan gizi buruk di masyarakat. Khususnya berbagai desa binaan kami,” jelas Project Manager PAMA ABKL, M Insan Kamil melalui CSR Officer, Johannes Siregar di lokasi acara.

Tampak dalam momen upgrade pengetahuan wawasan agar makin ahli skill-nya saat dilapangan ini, dihadiri oleh para pejabat penting terkait. Diantaranya ada Kepala Desa (Kades), perwakilan dari pihak Kecamatan Loa Janan, Kepala Puskesmas (Kapus) Loa Duri dan perwakilan mananjemen PAMA ABKL.

Pelatihan yang berjalan hapir satu pekan itu diikuti oleh 170 peserta. Mereka smeua adalah para kader posyandu dari 3 desa di sekitar operasional perusahaan. Yakni Desa Loa Duri Ilir, Desa Loa Duri Ulu dan Desa Bakungan. Tampak dalam sharing knowladge ilmu kesehatan ini mendatangkan pemateri kompeten di bidangnya. Seperti narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Tim Puskesmas Loa Duri. Jadi ilmu yang disampaikan, adalah ilmu terkini yang sesuai dengan regulasi.

“Terdapat ada 25 materi kompetensi yang akan diberikan kepada seluruh peserta workshop. Mereka akan diuji melalui proses pre-test dan post-test. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan di masing-masing Posyandu. Kemudian para kader Posyandu juga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita binaanya,” kata Johannes lagi.

Johannes mengatakan, dengan pelatihan itu, mereka sebagai para kader usai dilatih bisa berperan aktif. Terutama dalam menurunkan angka gizi buruk atau stunting di wilayah kerjanya. Dengan begitu, diyakini semua pihak yang terlibat, aksinya dapat meningkatkan angka kunjungan balita dalam setiap kegiatannya.

“Pelatihan semacam ini harus sering dilaksanakan. Mengingat masih kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan kader Posyandu secara mandiri. Sehingga masih menggantungkan pada petugas kesehatan, dan puskesmas. Jadi dengan pelatihan ini mereka sudah bisa terjun sendiri menangani kasus stunting,” urai Johannes.

Kepala Puskesmas (Kapus) Loa Duri, Tiornael menegaskan. Posyandu merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat terpadu. Dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan, dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Mulai dari pelayanan kesehatan anak-anak, hingga lansia.

“Peran serta kader, dalam upaya peningkatan status gizi balita merupakan hal yang sangat penting. Ini guna mendukung program pemerintah mengatasi gizi buruk, dengan revitalisasi posyandu,” tutur Tiornael dihadapan para kader peserta pelatihan.

Tiornael juga menekankan, bahwa para kader Posyandu dalam melaksanakan tugasnya, harus memahami perannya sesuai dengan fungsi 5 meja. Yakni kader terlebih dahulu harus memahami tentang status gizi dan bagaimana cara meningkatkan status gizi pada posisi gizi buruk. Dengan begitu, penanganan tahapan selanjutnya akan bisa langsung dilakukan, karena permasalahan awal sudah bisa di identifikasi oleh kader.

“Untuk itu, saya berterima kasih kembali kepada PT Pamapersada Nusantara. Karena masih terus konsisten dan peduli terhadap kasus stunting. Terlebih untuk pengembangan pengetahuan para kader Posyandu,” ujar Tiornael. (Adv/Adm1)

Tinggalkan Balasan