NPCI Seleksi Atlet Muda Disabilitas se-Kaltim, Fondasi Pembinaan Jangka Panjang

NPCI Seleksi Atlet Muda Disabilitas se-Kaltim, Fondasi Pembinaan Jangka Panjang. Tampak para pengurus dan pelatih NPCI Kaltim terus melakukan selesksi penjaringan dengan identifikasi melalui pengukuran tinggi serta berat badan pada calon atlet disabilitas beberapa bulan lalu di Balikpapan.

AspirasiNews.id, Samarinda- National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kalimantan Timur (Kaltim), terus berkomitmen membangun pembinaan olahraga disabilitas yang lebih terarah, dan ilmiah. Dengan tiada henti melakukukan program identifikasi dan penjaringan serta seleksi pada atlet muda disabilitas bagi 10 kota kabupaten se-Kaltim. Penjaringan itu terlihat pada Maret 2025 lalu. Hal tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang NPCI, dalam memajukan dunia keolahragaan di Benua Etam ini.
Tercatat dalam program identifikasi dan penjaringan tersebut diikuti oleh 135 peserta dari 9 kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Dengan rentang usia peserta yang ikut seleksi antara 11 hingga 23 tahun. Seleksi mencakup tiga kategori disabilitas, yaitu Tuna Daksa, Tuna Netra, dan Tuna Grahita. Tampak para peserta antusias mengikuti berbagai tahapan seleksi yang dilakukan oleh panitia di Sekretariat NPCI Kaltim yang berlokasi di Kota Balikpapan.

“Kegiatan ini menjadi fondasi utama, untuk menyesuaikan potensi atlet dengan cabor yang tepat. Bukan sekadar menjaring saja. Tapi juga memetakan arah pengembangan mereka secara ilmiah,” jelas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, HM Agus Hari Kesuma (AHK) belum lama ini di kantornya.
Agus Hari Kesuma juga menekankan. Bahwa kegiatan seleksi itu bukan hanya untuk menjaring peserta saja. Melainkan untuk memetakan potensi mereka, agar bisa dikembangkan sesuai dengan cabang olahraga (Cabor) yang tepat. Sehingga mereka bisa mengikutui kompetisi sesuai dengan kemampuan dan minat bakatnya.
“Jadi semua kemungkinan di analisa, dan di identifikasi secara cermat, serta teliti. Kemudian juga digabungkan dengan minat bakat dari peserta disabilitas tersebut. Agar nanti saat pelatih, melakukan pembinaan secara intensif, bisa sejalan dan mampu menghasilkan latihan yang optimal,” kata AHK baru-baru ini di Kantor Dispora Kaltim, Gedung Kadrie Oening (GKO) Tower, Jalan PM Noor, Sempaja, Samarinda.
Ditambahkan AHK, bahwa hasil dari identifikasi dan tes dari seleksi tersebut akan digunakan sebagai acuan. Terutama dalam menyusun pola latihan, program pembinaan, hingga strategi menghadapi kompetisi resmi di masa mendatang. Jadi semua harus sesuai dengan kondisi di lapangan, agar tim perumus maupun pelatih bisa tepat sasaran. Khususnya dalam membentuk mereka menjadi atlet disabilitas yang bersinar dan menginspirasi.
“Setiap hasil tes akan menjadi dasar utama dalam menyusun pola latihan, pembinaan, bahkan strategi menuju kompetisi resmi. Kita ingin pembinaan ini serius, bukan hanya seremonial saja,” seru AHK.

NPCI Kaltim dan Dispora berharap, melalui pola pembinaan yang terukur dan sistematis serta komperhensif. Bisa melahirkan atlet Paralimpik masa depan yang mampu mengharumkan nama daerah Kaltim di kancah nasional maupun internasional.
“Saat ini atlet disabilitas yang dinaungi oleh NPCI Kaltim ini jumlahnya ada 300-an. Kemudian Kaltim saat ini menempati posisi 13 se-Indonesia dari sebelumnya 15, setelah meraih 38 medali dalam pertandingan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas)-XVII 2024 lalu di Solo,” tambah Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra Sugiarta di GKO Tower.
Diterangkan pria yang akrab disapa Bagus Sugiarta ini, dari 38 medali itu rinciannya 7 medali emas, 13 medali perak dan 18 medali perunggu. Pencapaian ini bukti bahwa, penyandang disabilitas dengan pelatihan dan pendampingan secara serius serta konsisten, bisa meraih presatsi membanggakan. Hal ini juga sebagai langkah strategis dan perhatian pemerintah provinsi Kaltim serius, terhadap atlet disabilitas atau Paralympic ini selain pada atlet non disabilitas.
“Langkah pemerintah melalui Dispora Kaltim cukup strategis. Yakni tidak hanya berfokus pada penyediaan fasilitas, dan kegiatan pelatihan saja. Tetapi juga telah disiapkan pelatih yang kompeten dan memenuhi kualifikasi,” ujar Bagus. (Adv/Adm1)