05/12/2024

Pj Bupati Tekankan Rakor TPPS Sinergikan Komitmen Semua Pihak, Wujudkan Generasi Bebas Stunting di Kutim

0
Stunting di Kutim Angkanya Terus Turun, Wujud Nyata Kinerja TPPS Kolaborasi Lintas Sektor

Pj Bupati Tekankan Rakor TPPS Sinergikan Komitmen Semua Pihak, Wujudkan Generasi Bebas Stunting di Kutim


AspirasiNes.id,Sangatta– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) kembali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) diwilayahnya. Hal ini sebagai langkah dan upaya dalam percepatan penurunan stunting. Dipimpin oleh Achmad Junaidi B, selaku Sekretaris TPPS mewakili Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim, H Agus Hari Kesuma (AHK), pada Rabu (30/10/2024). Kegiatan ini mempertemukan berbagai pihak terkait untuk memperkuat sinergi. Khususnya dalam menangani isu stunting, yang masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama di daerah ini.

Bankkaltimtara BPD KUR 2024

Pjs Bupati Kutim dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Junaidi dalam Rakor tersebut/ AHK menyampaikan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk kembali berkumpul, dalam forum penting ini. Ia menekankan bahwa koordinasi lintas sektor merupakan langkah strategis. Guna mengoptimalkan penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS) tahun 2024.

“Sinergi yang kuat sangat dibutuhkan. Agar regulasi ini dapat menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan. Mulai dari perangkat daerah, kecamatan, hingga desa. Semua senada dalam upaya menurunkan prevalensi stunting,” ujar Junaidi.

Rakor ini dihadiri puluhan pejabat terkait. Seperti dari perwakilan Forkopimda, perwakilan perangkat daerah (PD), serta mitra kerja Program Bangga Kencana (KKBPK) dan BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) di Kabupaten Kutim. Selain memaparkan berbagai program, para pejabat ini menegaskan komitmen mereka. Yakni untuk mewujudkan target bebas stunting demi generasi emas Indonesia 2045.

Tantangan Ke Depan dan Harapan Bersama

Di tengah optimisme akan penurunan angka stunting ini, Pj Bupati Kutim menegaskan. Bahwa tantangan sosial dan ekonomi di masa mendatang, menuntut kolaborasi lintas sektor yang lebih solid.

“Kita harus memperkuat prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. Agar tujuan besar ini dapat tercapai,” ungkap Junaidi dalam sambutan dimaksud.

Pada akhir sambutannya, Pj Bupati H M Agus Hari Kesuma mengajak seluruh pihak untuk berkomitmen penuh. Dalam mewujudkan Kutim bebas stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Fokus Rakor, Edukasi dan Intervensi Langsung di Lapangan

Salah satu agenda utama dalam rapat kali ini adalah pembahasan terkait pelaksanaan edukasi langsung di kecamatan dan desa-desa. Sekretaris TPPS, Achmad Junaidi B yang juga selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) memamaparkan. Inovasi “Cap Jempol Stunting” diperkenalkan untuk mempercepat penurunan angka stunting. Melalui sosialisasi dan edukasi langsung kepada masyarakat. Sasaran utama dari program ini meliputi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.

“Intervensi langsung ini dirancang agar para petugas dan kader lapangan dapat berinteraksi langsung dengan keluarga berisiko. Memberikan edukasi serta pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang sehat,” jelas Achmad Junaidi.

Langkah Strategis, Gizi Seimbang dan Infrastruktur Pendukung

Dalam rapat ini, TPPS juga merumuskan sejumlah strategi untuk mempercepat penurunan stunting. Antara lain pemenuhan gizi seimbang untuk bayi di atas 6 bulan. Pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui. Serta program suplemen dan fortifikasi gizi. Selain itu, disepakati bahwa peningkatan akses terhadap sanitasi dan air bersih juga menjadi prioritas utama.

Di sisi lain, untuk mengurangi risiko stunting, TPPS akan mengoptimalkan data berbasis e-PPGBM. Yakni data yang menunjukkan penurunan signifikan prevalensi stunting di Kutim. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di daerah ini turun dari 29 persen pada 2023 menjadi 16,94 persen pada Juni 2024. Kemudian terus menurun hingga 15,7 persen pada September 2024.

Data Terkini, Penurunan Signifikan Keluarga Berisiko Stunting

Hasil rapat juga menyoroti perkembangan positif dalam penurunan jumlah keluarga berisiko stunting (KRS). Pada Semester II tahun 2023, tercatat ada 19.900 KRS, namun jumlah ini turun drastis menjadi 15.576 pada Juni 2024. Kemudian pada akhir September 2024 mencapai 12.362. Data ini menunjukkan keberhasilan awal dari berbagai program intervensi yang diterapkan. Namun TPPS tetap menekankan pentingnya mempertahankan upaya ini secara konsisten.

Selain data KRS, angka anak yang mengalami stunting juga mengalami penurunan. Dari 1.801 pada Juni 2024 menjadi 1.748 pada akhir September 2024. Kecamatan Muara Bengkal tercatat memiliki jumlah anak stunting tertinggi, mencapai (224 anak). Sementara Kecamatan Batu Ampar berada di posisi terendah, dengan hanya 5 anak saja. (Adv/Adm1)

Tinggalkan Balasan