Pama Support BKSDA Lestarian Penyu Hijau di Kaltim, Lepas Ratusan Tukik ke Laut

Pama Support BKSDA Lestarian Penyu Hijau di Kaltim, Lepas Ratusan Tukik ke Laut
AspirasiNews.id, Berau- Pamapersada Nusantara (Pama) terus komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dibuktikan dengan penambangan secara ramah lingkungan dan hijau. Yakni dengan melakukan reklamasi pasca tambang dan penghijauan kembali lokasi tambang seperti semula. Terbaru Pama juga aktif dalam pelestarian satwa laut langka yang dilindungi, berupa Penyu Hijau dan Penyu Sisik di Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Dengan ikut serta meningkatkan berbagai fasilitas pendukung penangkaran telur Penyu hingga menetas. Agar keberlangsungan hewan laut yang siklus hidupnya bisa mencapai umur 70-80 tahun itu lestari. Hal ini terbukti pada rangkaian acara Media Gathering Pama Group 2025, Rabu (25/6/2025) di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kaltim.
Pama mengajak 40 awak media cetak maupun elektronik se-Nusantara, juga mengundang perwakilan anak perusahaanya. Seperti PT Energia Prima Nusantara (EPN), PT Kalimantan Prima Persada (KPP) Mining dan PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM). Juga ada perwakilan dari Unitet Tractor (UT), Astra Group. Para media itu dari Katim, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Sumbawa NTB. Semua peserta diajak untuk mengintip prosesi pemijahan Penyu Hijau Bertelur dan penangkaran telur Penyu tersebut hingga menetas di Pulau Sangalaki.

“Penyu Hijau ini merupakan hewan laut yang dilindungi. Jadi kami dari Pama wajib berkontribusi dalam pelestarianya. Dengan ikut menjaga keberlangsungan siklus habitat hidupnya. Terutama untuk tempat bertelurnya hingga menetas di Pulau Sangalaki Berau ini, agar aman dari penjarahan,” jelas Direktur Human Capitol CSR dan General Service Pama, Abdul Nasir Maksum didampingi SRGS Division Head Pama, Puguh Sasetyo.
Abdul Nasir juga mengucapkan terimakasihnya pada rekan media yang hadir. Jadi bisa diajak melihat langsung perkembangbiakan Penyu di Sangalaki. Karena peran media dinilainya sangat penting dalam memberikan informasi pada masyarakat luas. Maka support Pama dalam pengembangbiakan Penyu Hijau yang akan punah ini, bisa diketahui orang banyak. Sehingga kerjasama dan kolaborasi serta komunikasi yang baik tersebut akan terus dijaga oleh Pama.

“Informasi dari rekan media mengenai aksi Pama ini bisa menggugah dan mengajak yang lain. Agar bisa melakukan hal yang sama, untuk berkontribusi bagi negeri dan bangsa ini. Yakni untuk menjaga konservasi alam dan kelestarian lingkungan yang bermanfaat bagi anak cucu kita kedepan,” beber Abdul Nasir saat di lokasi TWA (Tempat Wisata Alam) Pulau Sangalaki yang berpasir putih itu.
Abdul Nasir juga meguraikan, selain kerja sama dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kaltim di Berau ini, juga sudah berkontribusi di daerah lain. Satu diantarnya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Yakni mendukung penangkaran konservasi Rusa yang bekerja sama dengan pemerintah dan Astra Group. Selanjutnya juga support Pama di beberpa tempat juga melakukan pemeliharaan hutan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

“Selain di Pulau Sangalaki ini, sebelumnya ada beberapa tempat kontribusi Pama dalam pelestarian lingkungan secara nyata dan terlihat bagi daerah sekitar operasional. Jadi kontribusi Pama ini bukan sekedar tempat bekerjanya ribuan orang dan penyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) saja. Tetapi juga lebih kepada support untuk masa depan daerah,” terang Abdul Nasir di hadapan puluhan awak media.
Pihaknya juga menegaskan, bahwa Pama ingin memberikan velue dalam pelestarian lingkungan. Karean Pama dibeberkannya bukan saja bergerak dalam bisnis saja. Tetapi juga entitas sosial yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Jadi di Pulau Sangalaki yang memiliki luas area 15hektar ini, Pama berkontribusi dalam perkembangbiakan Penyu Hijau bisa berjalan lebih baik dan banyak setiap waktunya. Maka peran itu perlu diambil dan disupport Pama.
“Memang dalam kontribusi pelestarian ini memerlukan waktu panjang untuk jauh di masa depan. Jadi manfaatnya bisa dirasakan kemudian hari untuk generasi yang akan datang,” kata Abdul Nasir diamini oleh Sara K Loebis perwakilan manajemen UT.

Maidi Irvan, CSR Departemen Head Pama menambahkan. Support Pama sudah cukup banyak dan berjalan sekitar 1 tahun lebih. Kontribusi itu diantarnya seperti peningkatan fasilitas dan infrastruktur untuk perkembangbiakan Penyu di Pulau Sangalaki. Ada tempat penetasan atau hatchery, pos jaga, gazebo. Papan informasi dan lainnya.

Para peserta rombongan Pama Media Gathering 2025 dengan 5 speed boat menempuh waktu 45 menit dari Pulau Maratua ini didampingi oleh Tim BKSDA Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Berau, Yuliandono. Dirinya memaparkan berbagai langkah yang dilakukan untuk menghentikan penjarahan telur oleh hewan predator maupun pencurian dari warga. Seperti patroli rutin setiap waktu, dan memindahkan telur yang tidak aman maupun hasil sitaan dari warga untuk di tetaskan di hatchery. Selanjutnya bagi ratusan telur yang menetas jadi tukik atau anak penyu yang masih renta ini dipindah di kolam rehabilitasi hingga dirasa siap untuk dilepas liarkan ke laut.

“Kita berupaya untuk tetap menjaga sifat liar alami Peyu. Agar bisa survive di laut sesuai dengan kehidupannya. Pernah dilakukan penangkaran hingga usia 1 tahun, namun Penyu ini akan ketergantrungan pada manusia. Justru ini malah membuat mereka banyak mati terkena baling-baling perahu motor dari aktivitas warga,” beber Yuliandono.

Dijelaskan Yuliandono Penyu Hijau ini saat baru menetas waranya hitam kehijauan, dan Penyu Sisik masih tukik berwana hijau corak putih dipunggungnya. Kemudian belum bisa melihat jenis kelamin Jantan dan betina. Makanan alami penyu adalah rumput laut di terumbu karang. Kemudian perjalanan migrasinya saat dipasang GPS hingga ke Australia. Untuk mencapai dewasa dan siap bertelur di usia 20 tahun keatas dan akan Kembali ke daerah dia menetas. Umurnya bisa 70 sampai 80 tahun dan bobotnya bisa mencapai 300 kg dengan panjang 135 cm.

Setelah rombongan puas berkeliling dan melihat pusat konservasi Penyu Hijau di Pulau Sangalaki ini Kembali ke Pulau Maratua dengan 5 speed boat. Menjelang malam, dilakukan pelepasan ratusan tukik itu secara serentak dan simbolis di Pantai. Supaya para tukik yang persentasi hidupnya 1.000 banding 1 ini aman dari predator elang dan ikan pemangsa lainya. (Adv/Adm1)