05/12/2024

Anggota DPRD Kutim Soroti Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Habitat Satwa Liar

0
Anggota DPRD Kutim Soroti Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Habitat Satwa Liar

Anggota DPRD Kutim Soroti Dampak Pertambangan Batu Bara Terhadap Habitat Satwa Liar

BENNER DPRD KUTIM 2024

AspirasiNews.id, Sangatta– Penggalian tambang batu bara di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memberikan keuntungan yang fantastis bagi perekonomian daerah. Nilai ekonomi dari komoditas ini semakin meningkat, seiring dengan tingginya permintaan dan perluasan lahan tambang.

Namun, di balik manfaat ekonominya, dampak lingkungan dari aktivitas tambang ini semakin terasa. Selain polusi udara yang kurang sehat, perluasan lahan tambang juga mengancam. Khususnya bagi keberlangsungan habitat satwa liar di wilayah tersebut.

Bankkaltimtara BPD KUR 2024

Menanggapi fenomena ini, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kutim, Joni menyampaikan keprihatinannya. terutama atas kondisi satwa liar yang kehilangan tempat tinggalnya. Karena akibat alih fungsi lahan menjadi area pertambangan. Banyak satwa yang kini terpaksa turun ke jalan raya, untuk mencari makanan dari pemberian masyarakat yang melintas.

“Kalau bisa, dinas terkait perhatikan itu jugalah. Karena lama kelamaan pasti hutannya akan semakin berkurang. Kemudian dampaknya satwa ini pasti akan susah mencari makan,” ujar Joni, saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor DPRD Kutim-Sangatta, pada Selasa (5/11/2024).

Joni mengusulkan, agar dinas terkait segera mengambil langkah konkret. Untuk memindahkan satwa-satwa liar ke area hutan yang masih lebat, dan aman sebagai habitat alami mereka. Dirinya menekankan, pentingnya intervensi dari pemerintah. Agar satwa-satwa ini tetap memiliki tempat tinggal yang layak.

Meskipun terdapat peraturan yang melarang pemberian makanan kepada satwa liar di jalanan. Namun, ada beberapa warga tetap merasa iba terhadap kondisi satwa tersebut. Mereka melihat, bahwa satwa liar ini tidak punya pilihan. Selain mencari makan di area terbuka yang lebih dekat dengan permukiman manusia. Diakibatkan semakin sempitnya lahan hutan untuk pertambangan.

“Mau gimana lagi kan, hutan mereka sudah semakin sempit. Mau tidak mau pasti satwa ini turun ke jalan, karena lapar. Memang ada peraturan melarang kasih makan, tapi kalau tidak dikasih makan kan kasihan juga,” jelas Joni politisi dari PPP ini.

Joni juga menambahkan, bahwa baik dinas kabupaten maupun provinsi. Perlu turun tangan untuk mencari solusi yang tepat. Menurutnya, penting bagi dinas terkait untuk berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Agar satwa liar tetap merasa aman dan tidak harus turun ke permukiman.

“Pastinya gara-gara perusahaan itu, jadi dinas terkait harus komunikasi dengan perusahaan itu. Kan, kasian juga satwanya liat hutan semakin kecil. Kalau hutannya masih luas mereka bisa cari makan, tapi sekarang sudah menipis,” urai anggota dewan dari dearah pemilihan (Dapil) III ini. (Adv/Adm1)

Tinggalkan Balasan