Dispora Gelorakan Olahraga Tradisional Sumpit-BMX-Gasing, Cegah Generasi Kaltim Kecanduan Game Digital

Dispora Gelorakan Olahraga Tradisional Sumpit-BMX-Gasing, Cegah Generasi Kaltim Kecanduan Game Digital. Tampak Gubernur Kaltim, H Rudy Mas'ud (Harum) mencoba permainan Gasing bersama Sekdaprov di arena GOR Kadrie Oening (GKO) Sempaja, Samarinda belum lama ini. Sebagai langkah untuk melestarikan budaya tradisional pada generasi muda.

AspirasiNews.id, Samarinda- Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal banyak memiliki olahraga tradisional yang menarik, dan unik. Yang cukup populer, di kalangan masyarakat ada beberapa saja. Diantaranya Belogo, Begasing, Sumpit, Egrang, BMX, Sepeda Onthel dan Balongo serta banyak lagi. Namun, olahraga daerah khas Benua Etam ini, kini dinilai oleh beberapa pengamat mulai tergeser keberadaanya oleh olahraga modern dan kemajuan digital. Sehingga diperlukan berbagai terobosan untuk melestarikannya, dan agar tidak punah tergerus oleh perkembangan jaman.
Menyikapi fenomena ini, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kaltim langsung gerak cepat. Dengan mengambil tindakan strategis besar. Yakni telah meluncurkan inisiatif baru, dengan cara menghidupkan kembali olahraga tradisional tersebut. Agar bisa diwariskan pada generasi selanjutnya. Program ini bertujuan untuk mengkolaborasikan generasi muda dengan warisan budaya daerah, melalui aktivitas yang kini mulai terpinggirkan.

“Anak-anak kita saat ini sangat akrab dengan game dan perangkat digital. Melalui program ini, kami ingin menghadirkan kembali olahraga tradisional ke tengah-tengah mereka. Sekaligus melestarikan warisan budaya lokal kita,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, A.A Bagus Surya Saputra Sugiarta di kantornya belum lama ini.
Pria yang akrab disapa Bagus Sugiarta ini menambahkan. Bahwa aksi itu merupakan langkah strategis besar pihaknya, dalam menanggapi perkembangan jaman yang semakin canggih. Terlebih untuk mengerem lajunya tren, akan meningkatnya ketergantungan anak-anak dan remaja terhadap teknologi.
Karena diakui pihaknya, teknologi jika tidak bisa dikontrol dan manajemen secara bijak, bisa berakibat negatif bagi kesehatan serta mental. Karena jika anak-anak sudah ketergantungan dan kecanduan game digital, ini dampaknya bisa fatal pada perkembangan saraf. Bahkan ada yang sampai badannya kaku, tangan tidak bisa kosentrasi, kejang, hingga stroke ringan pada anak.
“Jadi olahraga ini adalah solusi untuk menjaga tubuh dan jasmani sehat. Jika jasmani sehat, dipastikan rohani juga sehat. Seperti pengamat mengatakan Mens Sana in Corpore Sano, yakni di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat,” tutur Bagus Sugiarta di Kantor Dispora Kaltim, Gedung Kadrie Oening (GKO) Tower, Jalan PM Noor, Sempaja, Samarinda baru-baru ini.
Dikatakan Bagus, langkah Dispora Kaltim ini satu diantaranya, dengan merencanakan untuk menggelar roadshow ke berbagai sekolah-sekolah. Terutama bagi murid SD dan pelajar SMP. Bagus menjelaskan, dalam program pertemuan dan persentasi oleh pihaknya itu, akan dilakukan secara bergiliran ke sekolah. Bertujuan untuk menumbuhkan minat pada generasi muda akan ketertarikannya pada olahraga tradisional tersebut.
“Ke depan, kami akan roadshow ke sekolah-sekolah dan jadwal sudah diatur. Tujunnya untuk membudayakan kembali olahraga tradisional pada anak usia pelajar, dengan menumbuhkan minat dna kesukaan mereka,” kata Bagus Sugiarta mewakili Kepala Dispora Kaltim, HM Agus Hari Kesuma (AHK).
Diterangkan Bagus, disini pihaknya akan memperkenalkan berbagai olahraga tradisional, dan permainan yang cukup menarik. Melalui persentasi singkat, jelas dan eksplisit. Terutama mengani manfaat untuk perkembangan kesehatan dalam jangka panjang. Diantaranya seperti Sumpit, BMX , dan Sepeda Ontel. Dinilainya karena olahraga tradisional ini cukup optimal, untuk gerakan fisik pada anak usia dini, dan remaja.

“Target kami adalah siswa SD dan SMP, karena pada usia ini mereka lebih terbuka untuk mengenal permainan tradisional. Dengan sosialisasi ini, kami berharap semangat dan minat terhadap olahraga tradisional dapat tumbuh dan berkembang di kalangan anak-anak,” ajak Bagus.
Bagus juga menguraikan, bahwa Dispora Kaltim juga menawarkan dukungan penuh kepada komunitas. Terutama yang berkomitmen untuk meremajakan olahraga tradisional di Kaltim. Dengan menyediakan fasilitas arena, di kawasan olahraga GOR Kadrie Oening (GKO) Samarinda. Yakni tersedianya lapangan khusus, untuk berbagai jenis permainan tradisional, seperti Sumpit, Begasing, BMX dan lainnya.
“Setiap akhir pekan, kami akan mengundang komunitas olahraga tradisional. Untuk menampilkan atraksi yang bisa disaksikan masyarakat. Tujuannya untuk membudayakan olahraga tersebut,” urai Bagus.
Diterangkan Bagus, dengan pertunjukan tersebut, diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat luas. Terutama bagi mereka yang berolahraga di GOR Kadrie Oening (GKO) itu. Seperti para warga yang olahraga lari, maupun jogging di sekitar GKO. Jadi mereka bisa menikmati penampilan anak-anak Kaltim bermain mainan tradisonal.
“Jadi selain sosialisasi pada sekolah dan mengundang berbagai komunitas untuk berpartisipasi aktif di Stadion GKO. Kami juga menggandeng istruktur lokal, dan tiada henti untuk mengadakan even pertandingan olahraga tradisional ini. Berbagai langkah nyata strategis inilah yang terus digelorakan Dispora, dalam upaya melestarikan olahraga tradisonal khas Kaltim,” pungkas Bagus. (adv/Adm1)
Berikut Beberapa Penjelasan Mengenai Olahraga Tradisional Kalimantan Timur
Belogo: Permainan tradisional yang menggunakan kepingan segi lima yang terbuat dari batok kelapa (disebut logo) dan tongkat cungkil (campak). Tujuan permainan ini adalah menjatuhkan tiga target logo yang disusun vertikal dengan cara dicungkil dari jarak tertentu.
Begasing: Permainan adu gasing yang dimainkan secara bergiliran, dengan pemenang ditentukan berdasarkan putaran gasing terlama.
Sumpit: Permainan yang menggunakan sumpit sebagai alat untuk melontarkan anak sumpit ke arah target. Permainan ini juga dilombakan dalam berbagai event, seperti Erau di Tenggarong.
Enggrang: Permainan ketangkasan yang menggunakan tongkat tinggi untuk berjalan.
Balogo: Mirip dengan Belogo, namun menggunakan alat yang berbeda dan aturan permainan yang sedikit berbeda