Dispora Ajak Mengenal NPCI dengan 300 Atlet Disabilitas se-Kaltim, Peringkat 13 se-Indonesia Raih 38 Medali 2024

Dispora Ajak Mengenal NPCI dengan 300 Atlet Disabilitas se-Kaltim, Peringkat 13 se-Indonesia Raih 38 Medali 2024. Tampak Agus Hari Kesuma (tengah songkok hitam pakai ID Card di saku) bersama pejabat terkait saat mengahdiri acara NPCI Kaltim di Balikpapan pada Maret lalu.
AspirasiNews.id, Samarinda- Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) mengajak masyarakt mengenal lebih dekat tentang National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) di Kaltim. Berbagai fungsi, kegiatan, tugas dan perannya bagi pengembangan prestasi atlet di dunia keolahragaan di Benua Etam ini. Sesuai namanya, Paralympic atau Paralimpiade adalah ajang olahraga internasional yang diselenggarakan untuk penyandang disabilitas. Baik fisik, mental maupun sensorik.
Kemungkinan besar masyarakat lebih banyak yang familiar dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), daripada National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) ini. Padahal jika dirunut, NPCI ini jauh hari keberadaannya sudah ada, namun tidak terlalu populer. Dikarenankan, sebelumnya bernama Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC). Kemudian NPCI ini dalam melakukan pembinaan atlet disabilitas sedikitnya memiliki 7 klasifikasi khusus. Daintaranya kedisabilitasan Amputee (tuna daksa), Les Autres, Paraplegia, Cerebral Palsy, Tuna Netra, Tuna Grahita (IQ kurang dri 70%) dan Tuna Rungu Wicara.

“Dulu NPCI yang kita kenal saat ini, namanya YPOC. Namun kalah populer dengan KONI. Tugas dan fungsinya melakukan identifikasi, pendampingan, pembinaan dan pelatihan bagi penyandang disabilitas. Untuk membentuk seseorang dengan keterbatasan, menjadi atlet berprestasi yang menginspirasi,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra Sugiarta baru-baru ini.
Dikatakan Bagus, di seluruh dunia, terdapat berbagai organisasi yang menaungi para atlet disabilitas tersebut. Di Tanah Air, terbentuk Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC) pada 31 Oktober 1962. Seiring perjalanan waktu, sebutan organisasi ini berganti nama. Tepatnya saat Musornas (Musyawarah Olahraga Nasional) YPOC ke-VII pada 1 November 1993 di Yogyakarta, diputuskan perubahan nama organisasi. Menjadi Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC).
Selanjutnya perubahan nama itu terjadi lagi. Pada 18 November 2005, dalam pertemuan General Assembly IPC atau badan pengatur tertinggi di dalam organisasi Committee Paralympic Internasional telah diputuskan. Bahwa gerakan dan kegiatan olahraga penyandang disabilitas harus menggunakan kata Paralympic. Sejalan dengan keputusan tersebut, negara-negara anggota IPC atau NPC termasuk Indonesia, wajib mencantumkan kata tersebut dalam organisasinya. Tepat pada 27-28 Juli 2010, BPOC resmi diganti menjadi National Paralympic Committee. Di Kaltim, NPCI dipimpin Suharyanto periode 2023-2028 yang dikukuhkan pada Mei 2024 lalu di Balikpapan.
“Biasanya Paralympic atau pertandingan Paralimpiade (Paralympic Olimpiade) ini diselenggarakan sejalan dengan Olimpiade. Biasanya ditandingkan di kota yang sama setelah Olimpiade berakhir. Paralimpiade ini menampilkan berbagai cabang olahraga (Cabor) yang diadaptasi, agar bisa diikuti oleh atlet dari berbagai jenis disabilitas,” ujar pria yang akrab disapa Bagus Sugiarta ini di Kantor Dispora Kaltim, Gedung Kadrie Oening (GKO) Tower, Jalan PM Noor, Sempaja, Samarinda.
Kemudian pengesahan badan hukum NPC Indonesia di sahkan berdasar SK Kemenkumham RI No: AHU-0020126 AH.01.07 Tahun 2015 tanggal 25 November 2015. Selanjutnya diperkuat dengan UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, UU RI Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Juga ada Peraturan Pemerintah (Permen) RI No 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Olahraga, Peraturan Pemerintah RI No 20 tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah RI No 17 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga. Terakhir, Peraturan Pemerintah RI No 18 tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan.
“Intinya NPCI ini mengalami perjalana panjang dalam menaungi para atlet difabel di Indonesia. Kemudan peranan, tugas dan fungsinya diperkuat oleh UU serta Peraturan Pemerintah. Jadi secara administrasi kelembagaan organisasi ini harus mendapat perhatian dan porsi sama dengan organisasi lain. Terlebih kiprahnya untuk menjadikan atlet disabilitas berprestasi adalah suatu inspirasi yang membanggakan,” seru Bagus Sugiarta mewakili Kepala Dispora Kaltm, HM Agus Hari Kesuma (AHK).
Paralympic ini mempertandingkan cabang olahraga dengan ragam keterbatasan yang dimiliki para atlet. Yakni amputasi atau tuna daksa, karena kehilangan sebagian atau seluruhnya dari salah satu anggota badan, dan kursi roda. Yakni mengalami cacat saraf tulang belakang dan cacat lainnya yang mengharuskan mereka bertanding menggunakan kursi roda. Para atlet ini sekurang-kurangnya harus kehilangan 20% dari fungsi kaki mereka.

Kemudian kategori les autres, mengalami cacat mobilitas. Atau kehilangan fungsi fisik lainnya, yang tidak tergolong pada salah satu dari kelima indra anggota tubuh lainnya. Tetapi masih bisa melakukan aktivitas olahraga yang diadaptasi untuk bertanding dengan kondisi tubuh yang tidak maksimal. Seingga keberadaan atlet disabilitas ini bisa menjadi suatu pemicu semangat yang penuh inspirasi bagi atlet non disabilitas maupun masyarakat umum.
“Kategori cerebal palsy, gangguan yang memengaruhi pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Selanjutnya cacat penglihatan, yang mengalami cacat penglihatan dari pandangan sebagian (cukup dinilai buta secara hukum) hingga buta total,” urai Bagus.
Sekretariat NPCI Kaltim ini berada di Kota Balikpapan, tepatnya di Jalan Indrakila Kampung Timur, Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara. Saat ini, NPCI Kaltim dipimpin Suharyanto periode 2023-2028 dengan melakukan pembinaan pada atlet disabilitas dari 10 kota kabupaten di daerah se-Kaltim, tercatat ada sekitar 300 peserta. Peringkat NPCI Kaltim di Nasional saat ini berada di posisi 13 naik 2 tingkat dari sebelumnya duduk di peringkat 15. Prestasi itu usai diraih para atlet binaan NPCI dalam Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas)-XVII 2024 di Solo.
“Dispora bersama NPCI Kaltim ini jalinan kerja sama cukup erat. Dan terbukti saat Peparnas-XVII 2024 lalu di Solo, NPCI Kaltim naik peringkat ke-13 besar se-Indonesia. Dengan memeraih 38 medali. Rinciannya, 7 medali emas, 13 medali perak dan 18 medali perunggu. Ini bukti keseriusan perhatian pemerintah Kaltim pada atlet disabilitas di daerah,” tegas Bagus.
Diinformasikan, untuk keanggotaan NPC pada organisasi Internasional ada Anggota Asean Para Sports Federation (APSF) di Tingkat Asia Tenggara. Kemudian Anggota Asian Paralympic Committee (APC) di Tingkat Asia, selanjutnya ada Anggota International Paralympic Committee (IPC) untuk Tingkat Dunia.
“Cabang olahraga (Cabor) NPC Indonesia sedikitnya ada 19 yang ditandingkan. Diantaranya ada Atletik, Catur, Bulutangkis, Tenis Meja, Renang, Angkat Berat, Tenis Lapangan, Bola Basket Kursi Roda, Sepak Bola CP, Panahan, Boling. Selanjutnya ada Goal Boal Tuna Netra, Balap Sepeda, Menembak, Judo tunanetra, Anggar Kursi Roda, Boccia, Lawn Ball, dan Bola Voli Duduk,” urai Bagus.
Kemudian untuk keanggotaan Organisasi Badan Olahraga berdasarkan Jenis Kecacatan ada beberapa. Diantaranya ada International Sports Organization for the Disabled (ISOD), International Blind Sports Association (IBSA), Cerebral Palsy International Sports and Recreation Association (CP-ISRA). Selanjutnya ada International Stoke Mandeville Wheelchair Sports Federation (ISMWSF), Committee International des Sports des Sourds (CISS), International Sports Federation for Persons with Mental Handicap (INAS-FMH). (Adv/Adm1)
KLASIFIKASI ATLET DISABILITAS MENURUT NPCI
1-Amputee (tuna daksa)
2-Les Autres
3-Paraplegia
4-Cerebral Palsy
5-Tuna Netra
6-Tuna Grahita (IQ kurang dari 70%)
7-Tuna Rungu Wicara.
19 CABOR DITANDINGKAN NPCI
Atletik, Catur, Bulutangkis, Tenis Meja, Renang, Angkat Berat, Tenis Lapangan, Bola Basket Kursi Roda, Sepak Bola CP, Panahan, Boling, Goal Boal Tuna Netra, Balap Sepeda, Menembak, Judo tunanetra, Anggar Kursi Roda, Boccia, Lawn Ball, dan Bola Voli Duduk.