Dispora Siapkan Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas (SKODI), Strategi Kesetaraan di Dunia Olahraga Kaltim

Dispora Siapkan Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas (SKODI), Strategi Kesetaraan di Dunia Olahraga Kaltim. Tampak ratusan atlet disabilitas binaan NPCI Kaltim yang akan bertandng di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII 2024 di Solo dan meriah 38 medali. Jadi sudah sepatutnya Kaltim mmeliki SKODI.

AspirasiNews.id, Samarinda- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) sedang mempersiapkan strategi langkah besar, dalam dunia olahraga disabilitas. Yakni berencana akan mendirikan Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI). Sebuah inisiatif untuk menciptakan ruang khusus bagi atlet difabel Benua Etam, dibawah naungan NPCI (National Paralympic Committee Indonesia) Kaltim, agar lebih representatif. Sehingga mereka bisa lebih fokus dan maksimal dalam berprestasi di tingkat nasional, maupun internasional.
Informasi ini dikemukakan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra Sugiarta belum lama ini. Pria yang akrab disapa Bagus Sugiarta ini mengungkapkan, bahwa pendirian SKODI mempunyai misi besar. Yakni bertujuan untuk memberikan peluang setara, bagi atlet penyandang disabilitas. Tentunya fasilitas yang akan dibangun tersebut dirancang dan desain secara khusus, Agar ramah disabilitas. Kemudian dengan program pelatihan dan pembinaan jangka panjang yang menyesuaikan kebutuhan individu atlet.

“Kami ingin memastikan, bahwa atlet difabel mendapatkan kesempatan yang sama. Terutama untuk berkembang dan berprestasi dalam menunjukkan bakat mereka,” jelas Bagus Sugiarta dengan penuh optimis baru-baru ini, mewakili Kepala Dispora Kaltim, HM Agus Hari Kesuma (AHK).
Dikatakan Bagus, Dispora Kaltim dalam pembangunan SKODI menargetkan dengan misi dan rancangan spesial. Yakni lebih dari sekadar pusat pelatihan olahraga saja. Jadi selain tujuan utama untuk membina para atlet, SKODI juga diharapkan menjadi simbol kesadaran masyarakat. Terutama akan potensi luar biasa yang dimiliki atlet difabel. Sehingga bisa memberikan inspirasi yang tinggi bagi atlet non disabilitas.
“Kami ingin menjadikan Kaltim sebagai pusat prestasi atlet difabel. Sekaligus pelopor dalam menciptakan kesetaraan di bidang olahraga,” kata Bagus tegas, saat di Kantor Dispora Kaltim, Gedung Kadrie Oening (GKO) Tower, Jalan PM Noor, Sempaja, Samarinda.
Diterangkan Bagus, dalam misi kesetaran atau inklusi bagi para atlet disabilitas itu dilakukan pada berbagai tahapan yang tidak membeda-bedakan. Dimulai dari pembinaan, pelatihan jangka panjang, seleksi atlet dan pendampingan. Hingga penunjukan atlet ikut dalam kompetisi sesuai keahlian dan minat bakatnya semua sama. Karena atlet difabel juga bisa bersinar dan berprestasi mengharumkan daerah.
“Jadi dalam pelatihan oleh pelatih yang berkompeten ini akan dilakukan secara konsisten dan sistematis. Agar hasilnya bisa komprehensif dan optimal,” terang Bagus Sugiarta lagi.

Bagus Sugiarta juga menambahkan, dalam pendirian SKODI di Kaltim itu pihaknya terinspirasi dari kesuksesan model serupa di Solo. Karena telah terbukti melahirkan banyak atlet difabel berprestasi tingkat nasional maupun internasional. Terlebih SKODI Solo, diyakini pihaknya kini menjadi barometer pengembangan olahraga disabilitas di Indonesia. Sehingga menjadi acuan bagi Kaltim dalam memulai langkah misi besar tersebut.
“Kami belajar banyak dari SKODI Solo. Khususnya bagaimana fasilitas yang memadai dan pelatihan yang terarah. Hasilnya mampu membawa atlet difabel menuju puncak prestasi,” urai Bagus Sugiarta.
Dibeberkan Bagus, bahwa Kaltim sudah saatnya memiliki SKODI adalah, jumlah atlet disabilitas yang dinaungi oleh NPCI Kaltim ini, jumlahnya sudah mencapai 300-an lebih. Jadi sudah sepatutnya dilakukan pembinaan dan pelatihan secara konsisten dalam wadah khusus. Agar mudah dalam melakukan monitoring perkembangan para atlet tersebut.
“Dengan pembinaan yang sistematis dan terarah, bukan suatu keniscayaan dalam kompetisi masa depan. Mereka bisa menorehkan prestasi lagi mengharumkan Kaltim,” seru Bagus.
Terlebih para atlet disabilitas Benua Etam ini, pada 2024 lalu sudah membuktikan kebolehannya. Bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk berprestasi, di kancah nasional. Aksi itu terbukti saat kontingen atlet disabilitas Kaltim dibawah NPCI berhasil membawa pulang 38 medali dari ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas)-XVII 2024 di Solo. Rinciannya, 7 medali emas, 13 medali perak dan 18 medali perunggu.
“Raihan prestasi ini mengangkat nama Kaltim ke posisi 12 besar, se Indonesia. Karena sebelumnya Kaltim di posisi 15 nasional dalam Peparnas. Naik 2 peringkat ini suatu kebanggan luar biasa,” pungkas Bagus. (adv/Adm1)