Dispora Ungkap Pembinaan Atlet Disabilitas Kaltim Berjalan Setara dan Sama Raih Prestasi

Dispora Ungkap Pembinaan Atlet Disabilitas Kaltim Berjalan Setara dan Sama Raih Prestasi. Tampak AHK dan Bagus Sugiarta (kemeja putih) abadikan momen semangati atlet saat akan bertanding di suatu acara tahun lalu. Hal ini bukti perhatian Dispora pada atlet disabilitas juga memberikan perhatian sama dengan non disabilitas.

AspirasiNews.id, Samarinda- Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) dalam melakukan pembinaan pada semua atlet mengutamakan prinsip kesetaraan dan inklusi. Terutama pada para atelt penyandang disabilitas di Benua Etam ini, tidak ada perlakuan berbeda. Sehingga semua diperlakukan setara dan mendapatkan pengakuan sama di bidang dunia keolahragaan. Yang berbeda hanya tempat bernaungnya saja, dimana para atlet disabilitas ini dibawah pembinaan NPCI (National Paralimpic Committee Indonesia) yang setara dengan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia).
Kemudian untuk jenis klasifikasi kedisabilitasan menurut NPCI itu sedikitnya ada 7 golongan. Diantaranya Amputee (tuna daksa), Les Autres, Paraplegia, Cerebral Palsy, Tuna Netra, Tuna Grahita (IQ kurang dari 70%) dan Tuna Rungu Wicara. Namun dalam mengidentifikasi bibit atlet ini dilakukan sejak dini oleh NPCI dibawah Dispora untuk melihat minat bakat yang dimiliki, guna dilakukan pembinaan secara komprehensif.

“Dispora tidak membeda-bedakan dalam pelatihan dan pembinaan atlet disabilitas maupun non disabilitas. Semuanya kami perlakukan setara, dengan prinsip inklusif,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra Sugiarta belum lama ini.
Sehingga tidak heran saat mengikuti kejuaraan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas)-XVII 2024 lalu di Solo, terbukti kontingen atlet disabilitas Kaltim berhasil membawa pulang 38 medali. Rinciannya, 7 medali emas, 13 medali perak dan 18 medali perunggu. Prestasi inilah yang harus diakui, bahwa atlet penyandang disabilitas juga bisa berprestasi dan mengharumkan Kaltim, dengan pelatihan serta pembinaan secara sistematis.
“Karena atlet disabilitas ini juga bisa memunculkan potensi diri dan presatasinya dengan pembinaan yang konsisten serta mendalam. Jadi ini harus diakui mereka juga tidak kalah dengan atlet yang non disabilitas,” ujar Bagus di Kantor Dispora Kaltim, Gedung Kadrie Oening (GKO) Tower, Jalan PM Noor, Sempaja, Samarinda.
Ditambahkan pria yang akrab disapa Bagus Sugiarta ini. Bahwa Pemerintah Provinsi Kaltim memastikan pembinaan dan pendampingan seluruh atlet, tanpa kecuali dapat perlakuan setara dalam upaya mengejar prestasi. Hal ini bentuk komitmen dan langkah konkret pemerintah daerah terhadap perkembangan olahraga disabilitas di Kaltim.
“Ini bentuk komitmen pemerintah melalui Dispora bahwa tidak ada pembedaan dalam pembinaan. Baik atlet non-disabilitas maupun disabilitas. Semua tetap kami pantau dan dukung melalui cabang olahraga masing-masing,” kata Bagus Sugiarta mewakili Kepala Dispora Kaltim, HM Agus Hari Kesuma (AHK).

Dikatakan Bagus, perhatian Dispora terhadap atlet disabilitas Kaltim bukan sekadar isapan je pol belaka. terbukti Dispora Kaltim selama ini terus bekerja sama intens dengan NPCI Kaltim. Bahkan telah mendata, tercatat ada lebih dari 300 atlet disabilitas dari 10 kabupaten/kota di Kaltim ini.
Aksi itu dibuktikan dnegan keberhasilan rombongan atlet disabilitas Kalimantan Timur di pertandingan Peparnas-XVII tahun 2024 di Solo. Dalam kompetisi nasional itu Kaltim mampu naik dua peringkat nasional. Yakni menduduki peringkat 13 dari 35 Provinsi se-Indonesia.
“Kita naik dari peringkat 15 menjadi 13. Kita bawa pulang 38 medali, terdiri 7 emas, 13 perak, dan 17 perunggu. Ini bukti nyata, bahwa atlet disabilitas juga mampu bersaing dan berprestasi tinggi dnegan pembinaan secara intensif,” seru Bagus.
Diuraikan Bagus, bahwa Pemprov Kaltim juga tengah mendorong pemberian apresiasi sepadan kepada para atlet disabilitas yang berprestasi. Mulai dari bonus, uang pembinaan dan derajat yang sesuai. Dikatakan Bagus, penghargaan semacam itu adalah bagian dari bentuk penghormatan terhadap perjuangan mereka yang tidak kalah berat saat pertandingan.
“Prestasi mereka adalah kebanggaan kita bersama. Keterbatasan tidak menjadi alasan untuk menyerah. Justru semangat mereka menginspirasi kita semua. Terutama bagi atlet non disabilitas harus lebih bersemangat,” tutup Bagus Sugiarta. (Adv/Adm1)