27/07/2024

Kelangkaan BBM Subsidi Berdampak Pada Penerangan Desa 3T di Kaltim, Masih Tergantung Genset

0
Veridiana Huraq Wang

Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang

DPRD KALTIM

AspirasiNes.id, Samarinda- Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di Kaltim sampai sekarang masih saja terjadi. Bahkan makin mempihatinkan. Karena makin banyaknya atrean kendaraan mengular hingga menyebabkan kemacetan di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Permasalahan ini menjadi perhatian serius oleh DPRD Kaltim.

BANKALTIM EMAS

Atensi ini datang dari Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang. Dikatakannya ada dampak besar lainnya yang ditimbulkan dengan adanya kelangkaan BBM tersebut. Sehingga perlu segera dilakukan penanganan, guna mencegah kesulitan yang dialami masyarakat. Khususnya di daerah desa yang ketergantungan atas penerangan listrik menggunakan genset rumahan. Seperti di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di Kutai Barat (Kubar) serta Mahakam Ulu (Mahulu).

“Masalah kelangkaan BBM bersubsidi ini tentu memberikan dampak yang signifikan bagi warga desa. Terutama yang masih bergantung pada genset sebagai alat untuk penerangan di malam hari,” katanya Feridiana baru-baru ini.

Disebutkan Feridiana, banyak warga pedesaan dan perbatasan yang terisolir sangat membutuhkan BBM bersubsidi ini. Tidak hanya sebagai bahan bakar kendaraan, tetapi juga untuk kebutuhan penerangan listrik mereka dari genset.

“Dengan semakin langkanya BBM bersubsidi, akan memberikan dampak besar bagi warga. Karena mereka memerlukan BBM untuk genset setiap harinya. Jika menggunakan non-subsidi, biaya yang harus mereka keluarkan akan sangat besar,” tandas wanita berambut pendek ini.

Legislator dari PDIP ini juga menyoroti keterbatasan penggunaan panel tenaga surya. Karena dinilai biayanya cukup mahal. Hal ini kurang terjangkau oleh sebagian warga kecil di pedesaan 3T. Sehingga menimbulkan kendala energi, terutama saat musim penghujan. Ini menjadi tantangan tersendiri.

“Warga pedesaan ini sebagian besar merupakan petani, berkebun, dan nelayan. Jadi mengalami ketidakpastian penghasilannya,” beber Feridiana lagi.

Politisi dari daerah pemilihan (Dapil) Kubar Mahulu ini mengusulkan pada pemerintah provinsi (Pemprov) Kaltim. Agar bisa membangun pembangkit listrik tenaga surya atau alternatif lain yang dikelola oleh masyarakat setempat.

“Pemprov bisa membantu dengan mendirikan mesin dan instalasi jaringan. Kemudian melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perawatannya. Melalui iuran bulanan berdasarkan kesepakatan bersama,” urai Feridian.

Feridiana juga menambahkan, untuk solusi jangka panjangnya tentu melibatkan perencanaan dengan PLN. Agar dapat masuk dalam program prioritas pembangunan. Memberikan solusi terjangkau dan berkelanjutan dalam beberapa tahun ke depan. (Adv/Adm1)

Tinggalkan Balasan